Kopi adalah
salah satu jenis minuman yang sangat digemari oleh banyak individu di
seluruh belahan dunia. Terdapat banyak pecinta kopi di seluruh belahan
dunia dan mereka terus berusaha untuk dapat menikmati setiap tegukan
kopi yang hangat di dalam sebuah cangkir. Tentunya tidak semua peminum
kopi adalah seorang pecinta kopi karena beberapa dari mereka hanya
sekedar menggemari kopi sebagai teman sarapan, teman saat bekerja
ataupun teman di saat santai dan menikmati makanan kecil seperti kue
ataupun roti.
Di
anatara berbagai jenis kopi, kopi luwak dikenal sebagai jenis kopi
termahal di dunia. Beberapa penikmat kopi mungkin bertanya-tanya akan
sejarah dari kopi yang memiliki rasa yang unik dan memikat lidah ini. Sejarah kopi luwak
pastinya mengusik pikiran beberapa penikmat kopi di beberapa kesempatan
di saat mereka sedang menikmati secangkir kopi dan berdiskusi mengenai
kopi. Kapanpun pertanyaan mengenai cerita di balik kopi termahal di
dunia ini muncul, tidak setiap individu mengetahui sejarah ditemukannya
kopi luwak yang terkenal mahal.
Sejarah kopi luwak tidak dapat dilepaskan
dari sejarah dimulainya produksi kopi di Indonesia pada abad ke 18. Pada
abad ini, Negara-negara di Eropa sedang berlomba-lomba untuk dapat
menjelajahi berbagai belahan dunia dan membangun sebuah koloni baru.
Pada saat itu, Belanda adlah Negara Eropa yang membangun sebuah koloni
di Indonesia dan memulai penanaman berbagai jenis kopi seperti halnya
biji kopi Arabica yang diperkenalkan dari Yaman. Pada masa kolonial,
pemerintah Belanda berpikir seperti halnya pemerintah negara-negara
Eropa yang lain yang ingin memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki
Negara yang merupakan koloni mereka. Karena pada kala itu, negara-negara
Eropa berpikir bahwa bangsa lain tidaklah sederajat dengan mereka.
Pemerintah kolonial Belanda mendirikan area perkebunan di pulau Jawa dan Sumatra. Di dalam sejarah kopi luwak,
pandangan merendahkan dari para pejabat kolonial Belanda inilah yang
mendorong ditemukannya kopi luwak. Pejabat kolonial Belanda sama sekali
tidak memperbolehkan para pekerja di perkebunan kopi mereka untuk dapat
mengolah kopi untuk kebutuhan mereka. Tentunya para pekerja tersebut
merasa penasaran dengan rasa kopi yang telah diolah sedemikian rupa dan
dapat diminum. Ini adalah awal dari ditemukannya kopi luwak.
Dalam sejarah kopi luwak, secara tidak
sengaja, pekerja di perkebunan kopi milik pemerintah kolonial Belanda
ini memenukan bahwa musang atau luwak senag memakan buah kopi yang telah
berwarna merah. Luwak-luwak ini memakan buah kopi tetapi tidak mencerna
buah kopi tersebut. Para pekerja inipun mengumpulkan kotoran musang dan
membersihkan buah kopi yang tidak dapat dicerna oleh luwak. Buah kopi
yang telah dibersihkan kemudian diproses dengan menggunakan proses yang
sama dengan biji kopi yang lain yaitu dibakar dan dijemur.
Akhirnya para pekerja tersebut dapat merasakan rasa minuman
kopi yang membuat mereka penasaran dan mendapatkan hasil yang lebih
dari dugaan mereka. Yang utama adalah karena aroma kopi luwak yang
begitu wangi dan menggugah selera. Rasa dari kopi ini sendiri kemudian
menjadi satu hal yang menraik pula khususnya bagi mereka yang belum
pernah mencicipi kopi sebelumnya. Aroma wangi dan rasa kopi luwak
kemudian menyebar di antara penduduk lokal Indonesia dan akhirnya
samapi ke telinga para pejabat kolonial Belanda dan mereka sangat
menyukainya. Bahkan di masa awal sejarah kopi luwak, kopi ini dijual dengan harga yang mahal seperti halnya saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar