Selasa, 27 November 2012

10 Fakta Unik Tentang Kecoa

Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama dalam bangunan. Kecoa ternyata memiliki peran penting dan sifat yang unik dalam kehidupan di dunia. Berikut 10 hal unik tentang kecoa :

  

 1. Kecoa jarang terbang
 
Kecoa jika terbang, kecoa tersebut sudah dewasa tetapi tubuh mereka akan cepat panas. Namun ternyata ada sebagian kecoa yang gemar sekali terbang, yaitu kecoa yang biasanya hidup di Amerika Tengah dan Selatan.

2. Kecoa penyebab global warming
 
 Studi menunjukkan bahwa kecoa kentut rata-rata tiap 15 menit. Bahkan setelah mati, mereka akan tetap melepaskan metana hingga 18 jam. Dalam skala global, gas dalam perut serangga diperkirakan menyumbang 20% dari semua emisi metana. Fakta ini menempatkan kecoa sebagai salah satu kontributor terbesar global warming. Kontributor besar lainnya adalah rayap dan sapi.

3. Jika telentang, akan mati

Kecoa bisa mati karena tidak dapat membetulkan posisinya setelah jatuh. Hal ini disebabkan karena kehilangan kontrol kesimbangan. Titik berat kecoa ada di punggungnya sehingga jika lantai atau tanah tempatnya mati memungkinkan untuk terguling, maka kecoa akan terlentang. Ketika kecoa tidak mampu untuk mengontrol ototnya, kecoa bisa mati dalam keadaan telentang.

4. Kecoa tidak butuh kepala

Kecoa tidak membutuhkan kepala untuk dapat bertahan hidup. Kecoa bernapas melalui ventilator di seluruh tubuhnya dan otak tidak mengontrolnya. Kecoa tidak memiliki tekanan darah seperti pada mamalia dan tidak akan ‘bleed out’; dan sebagai seekor hewan berdarah dingin, kecoa dapat bertahan sebulan penuh dengan makanan yang sedikit.
Kecoa tanpa kepala dapat bertahan hidup cukup lama bahkan sampai 9 hari, dan pada akhirnya akan mati karena kelaparan.

5. Kecoa bisa menyebabkan asma

Alergi kecoa pertama kali dilaporkan sekitar 50 tahun yg lalu, dan sangat berbahaya. Alergen kecoa adalah kotorannya dan serpihan-serpihan dari bangkai kecoa yang menjadi debu dan masuk ke dalam tabung bronchial. Kepekaan terhadap debu ini memicu reaksi alergi bronkial yang dikenal sebagai asma. 

6. Pertumbuhan kecoa yang super cepat
 
Sang betina dapat memproduksi 6-8 tempat telur selama 6 bulan hidupnya, yang membuat 180-320 kecoa baru. Jika hanya 10 anaknya menjadi betina subur (dan itu merupakan perkiraan kecilnya – jumlahnya bisa lebih dari 100), ada ribuan ekor kecoa dalam beberapa bulan saja.

7. Kecoa adalah pelari yang sangat cepat
 
Penelitian menunjukkan bahwa kecepatan kecoa Amerika tercepat tercatat mendekati 2 mil per jam (75 cm per detik). Untuk ukuran tubuh segitu, itu sudah tergolong sangat cepat.

8. Kecoa bertahan walapun di bom dengan bom atom
 
Ada pembicaraan yang menyatakan kecoa merupakan satu-satunya yang dapat bertahan hidup dalam serangan bom nuklir. Belum terbukti secara ilmiah, namun ada beberapa bukti logisnya. Sel-sel hidup sensitif pada radiasi terutama ketika mereka sedang membelah (itulah efektivitas dari radiasi pada sel kanker). Sel-sel kecoa membelah hanya pada saat siklus molting, sekitar sekali seminggu. Maka mereka bersifat sensitif pada radiasi hanya sekitar 48 jam, atau 1/4 minggu. Manusia memiliki darah dan immine stem-cell yang membelah secara konstan. Dengan radiasi bom nuklir, semua manusia akan mati, namun hanya 1/4 dari kecoa yang akan bertahan hidup. Yang menarik, Mythbusters melakukan tes dan ternyata kecoa dapat hidup pada intensitas radiasi 10x yang dibutuhkan untuk membunuh manusia.

9. Kecoa dijadikan prototype jantung buatan

Jantung kecoak yang memiliki 13 bilik membuatnya mampu untuk tetap bertahan meskipun salah satunya mengalami kegagalan, tapi hal itu tidak bisa terjadi pada manusia. Model yang mereka buat berbasis pada sistem kerja jantung kecoak, dimana mereka membuat mekanisme tekanan menjadi lebih terperinci. Jadi meskipun salah satu bilik gagal, orang yang menggunakan jantung ini masih bisa hidup. Jantung buatan ini tidak menekan komponen lain (elemen pemompa) dan menggunakan tekanan yang rendah pada sel darah, ini kata Professor Sujoy Guha sang pemimpin tim penelitian. Sepuluh orang anggota tim penelitian di Indian Institute of Technology (ITT) yang berada di barat Bengal ini menghabiskan hampir 3 tahun waktunya untuk mengembangkan jantung buatan ini dengan menggunakan bahan metal dan plastik. Jantung buatan ini merupakan terobosan baru dan lebih maju dibandingkan dengan jantung buatan yang sekarang ada di pasaran, dimana pemompaan darah masih tergantung pada sebuah bilik.

“Ini adalah sebuah kemajuan tetapi merupakan satu hal yang rumit. Akan membutuhkan 3 tahun lagi untuk memasarkan produk ini. Saat ini produk ini sedang diujicobakan ke binatang, memerlukan beberapa tahun untuk dicobakan ke manusia” kata Professor Sujoy Guha.

10 . Kecoa berperan dalam siklus Nitrogen
 
Professor Srini Kambhampati dari University of Texas menyebutkan, kecoa memiliki peran esensial dalam kelangsungan ekosistem planet. Jika populasi kecoa menurun drastis, siklus nitrogen di bumi pun akan terganggu.

“Kecoa hobi menyantap sisa-sisa sampah organik yang banyak mengandung nitrogen. Nitrogen yang masuk ke dalam tubuh mereka kemudian dilepaskan di tanah dan digunakan untuk tumbuh-kembang tanaman, papar Kambhampati seperti dikutip Huffington

“Dengan kata lain, jika kecoa punah kesehatan lingkungan di bumi akan terkena dampaknya. Begitu juga semua spesies yang tinggal di dalamnya,” lanjut Kambhampati.

Kambhampati menambahkan, 10.000 jenis spesies kecoa yang ada di muka bumi juga menjadi makanan bagi burung dan tikus, yang kemudian menjadi santapan hewan lain, seperti kucing, elang, dan reptil. Ini berarti, jika kecoa punah akan mengganggu rantai makanan dari hewan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar