Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea
yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa
terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia, Blattella asahinai,
dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama
dalam bangunan. Kecoa ternyata memiliki peran penting dan sifat yang
unik dalam kehidupan di dunia. Berikut 10 hal unik
tentang kecoa :
1. Kecoa jarang terbang
1. Kecoa jarang terbang
Kecoa jika terbang, kecoa tersebut sudah dewasa tetapi tubuh mereka akan
cepat panas. Namun ternyata ada sebagian kecoa yang gemar sekali
terbang, yaitu kecoa yang biasanya hidup di Amerika Tengah dan Selatan.
2. Kecoa penyebab global warming
Studi menunjukkan bahwa kecoa kentut rata-rata tiap 15 menit. Bahkan
setelah mati, mereka akan tetap melepaskan metana hingga 18 jam. Dalam
skala global, gas dalam perut serangga diperkirakan menyumbang 20% dari
semua emisi metana. Fakta ini menempatkan kecoa sebagai salah satu
kontributor terbesar global warming. Kontributor besar lainnya adalah
rayap dan sapi.
3. Jika telentang, akan mati
Kecoa bisa mati karena tidak dapat
membetulkan posisinya setelah jatuh. Hal ini disebabkan karena
kehilangan kontrol kesimbangan. Titik berat kecoa ada di punggungnya
sehingga jika lantai atau tanah tempatnya mati memungkinkan untuk
terguling, maka kecoa akan terlentang. Ketika kecoa tidak mampu untuk
mengontrol ototnya, kecoa bisa mati dalam keadaan telentang.
4. Kecoa tidak butuh kepala
Kecoa tidak membutuhkan kepala untuk dapat bertahan hidup. Kecoa bernapas melalui ventilator di seluruh tubuhnya dan otak tidak mengontrolnya. Kecoa tidak memiliki tekanan darah seperti pada mamalia dan tidak akan ‘bleed out’; dan sebagai seekor hewan berdarah dingin, kecoa dapat bertahan sebulan penuh dengan makanan yang sedikit.
Kecoa tanpa kepala dapat bertahan hidup cukup lama bahkan sampai 9 hari, dan pada akhirnya akan mati karena kelaparan.
5. Kecoa bisa menyebabkan asma
Alergi kecoa pertama kali dilaporkan sekitar 50 tahun yg lalu, dan sangat berbahaya. Alergen kecoa adalah kotorannya dan serpihan-serpihan dari bangkai kecoa yang menjadi debu dan masuk ke dalam tabung bronchial. Kepekaan terhadap debu ini memicu reaksi alergi bronkial yang dikenal sebagai asma.
6. Pertumbuhan kecoa yang super cepat
Sang betina dapat memproduksi 6-8 tempat telur selama 6 bulan hidupnya, yang membuat 180-320 kecoa baru. Jika hanya 10 anaknya menjadi betina subur (dan itu merupakan perkiraan kecilnya – jumlahnya bisa lebih dari 100), ada ribuan ekor kecoa dalam beberapa bulan saja.
7. Kecoa adalah pelari yang sangat cepat
Penelitian menunjukkan bahwa kecepatan kecoa Amerika tercepat tercatat
mendekati 2 mil per jam (75 cm per detik). Untuk ukuran tubuh segitu,
itu sudah tergolong sangat cepat.
8. Kecoa bertahan walapun di bom dengan bom atom
Ada pembicaraan yang menyatakan kecoa merupakan satu-satunya yang dapat bertahan hidup dalam serangan bom nuklir. Belum terbukti secara ilmiah, namun ada beberapa bukti logisnya. Sel-sel hidup sensitif pada radiasi terutama ketika mereka sedang membelah (itulah efektivitas dari radiasi pada sel kanker). Sel-sel kecoa membelah hanya pada saat siklus molting, sekitar sekali seminggu. Maka mereka bersifat sensitif pada radiasi hanya sekitar 48 jam, atau 1/4 minggu. Manusia memiliki darah dan immine stem-cell yang membelah secara konstan. Dengan radiasi bom nuklir, semua manusia akan mati, namun hanya 1/4 dari kecoa yang akan bertahan hidup. Yang menarik, Mythbusters melakukan tes dan ternyata kecoa dapat hidup pada intensitas radiasi 10x yang dibutuhkan untuk membunuh manusia.
9. Kecoa dijadikan prototype jantung buatan
Jantung kecoak yang memiliki 13 bilik
membuatnya mampu untuk tetap bertahan meskipun salah satunya mengalami
kegagalan, tapi hal itu tidak bisa terjadi pada manusia. Model yang
mereka buat berbasis pada sistem kerja jantung kecoak, dimana mereka
membuat mekanisme tekanan menjadi lebih terperinci. Jadi meskipun salah
satu bilik gagal, orang yang menggunakan jantung ini masih bisa hidup.
Jantung buatan ini tidak menekan komponen lain (elemen pemompa) dan
menggunakan tekanan yang rendah pada sel darah, ini kata Professor Sujoy
Guha sang pemimpin tim penelitian. Sepuluh orang anggota tim penelitian di
Indian Institute of Technology (ITT) yang berada di barat Bengal ini
menghabiskan hampir 3 tahun waktunya untuk mengembangkan jantung buatan
ini dengan menggunakan bahan metal dan plastik. Jantung buatan ini
merupakan terobosan baru dan lebih maju dibandingkan dengan jantung
buatan yang sekarang ada di pasaran, dimana pemompaan darah masih
tergantung pada sebuah bilik.
“Ini adalah sebuah kemajuan tetapi merupakan satu hal yang rumit. Akan
membutuhkan 3 tahun lagi untuk memasarkan produk ini. Saat ini produk
ini sedang diujicobakan ke binatang, memerlukan beberapa tahun untuk
dicobakan ke manusia” kata Professor Sujoy Guha.
10 . Kecoa berperan dalam siklus Nitrogen
Professor Srini Kambhampati dari University of Texas menyebutkan, kecoa memiliki peran esensial dalam kelangsungan ekosistem planet. Jika populasi kecoa menurun drastis, siklus nitrogen di bumi pun akan terganggu.
“Kecoa hobi menyantap sisa-sisa sampah
organik yang banyak mengandung nitrogen. Nitrogen yang masuk ke dalam
tubuh mereka kemudian dilepaskan di tanah dan digunakan untuk
tumbuh-kembang tanaman,“ papar Kambhampati seperti dikutip Huffington
“Dengan kata lain, jika kecoa punah
kesehatan lingkungan di bumi akan terkena dampaknya. Begitu juga semua
spesies yang tinggal di dalamnya,” lanjut Kambhampati.
Kambhampati menambahkan, 10.000 jenis
spesies kecoa yang ada di muka bumi juga menjadi makanan bagi burung dan
tikus, yang kemudian menjadi santapan hewan lain, seperti kucing,
elang, dan reptil. Ini berarti, jika kecoa punah akan mengganggu rantai
makanan dari hewan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar